TSAoTSd7Gpr8TUz7TpriBUz6

Bahasa Daerah Indonesia Terancam Punah: Alarm Bahaya dari Peneliti BRIN

Bahasa daerah di Indonesia terus mengalami penyusutan, terancam punah akibat faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Dominasi bahasa mayoritas, stigma sosial, dan kurangnya dokumentasi mempercepat kemundurannya.

Penelitian BRIN mengungkapkan vitalitas bahasa Duanu di Riau berada dalam kondisi terancam, dengan indeks keberlanjutan 0,35. Pergeseran bahasa terjadi akibat anggapan stigma sosial dan preferensi bahasa Indonesia untuk pendidikan.

Peneliti BRIN juga mengkaji peran leksikon peralatan dapur dalam peribahasa Banjar. Studi ini mengidentifikasi 23 leksikon yang menggambarkan kondisi sosial, karakter manusia, dan kehidupan sehari-hari.

Dalam bidang linguistik deskriptif, penelitian BRIN meneliti struktur frasa dalam bahasa Lauje. Studi ini menemukan pola frasa endosentris dan eksosentris yang membentuk kalimat, diklasifikasikan berdasarkan jenis kata.

Peribahasa Banjar yang mengandung kearifan lokal semakin jarang digunakan, terutama oleh generasi muda. Perubahan pola komunikasi dan modernisasi menjadi faktor penyebabnya.

Para peneliti menekankan pentingnya konservasi dan revitalisasi bahasa daerah. Upaya konkret diperlukan, seperti revitalisasi melalui pendidikan, dokumentasi sistematis, dan peningkatan kesadaran masyarakat.

Pemerintah, akademisi, dan masyarakat perlu bekerja sama menyusun kebijakan pelestarian bahasa yang efektif. Integrasi bahasa daerah dalam kurikulum pendidikan, pengembangan media berbahasa daerah, dan pendokumentasian melalui penelitian linguistik sangat penting.

Dengan upaya serius, bahasa daerah di Indonesia dapat tetap lestari dan menjadi bagian dari kekayaan budaya yang diwariskan kepada generasi mendatang.

Komentar0

Type above and press Enter to search.