Misteri Hilal: Menyingkap Perbedaan Kriteria NU dan Muhammadiyah
Dalam penentuan awal bulan Hijriah, terdapat perbedaan kriteria antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Perbedaan ini berakar pada perbedaan metodologi pengamatan hilal yang digunakan.
NU menggunakan metode rukyatul hilal, yaitu pengamatan langsung hilal dengan mata telanjang. Hilal dianggap terlihat jika memenuhi syarat imkanur rukyah, yaitu ketinggian hilal minimal 2 derajat di atas ufuk dan elongasi (jarak sudut antara hilal dan matahari) minimal 3 derajat.
Sementara itu, Muhammadiyah menggunakan metode hisab, yaitu perhitungan astronomis berdasarkan posisi bulan dan matahari. Hilal dianggap terlihat jika memenuhi syarat wujudul hilal, yaitu bulan telah berada di atas ufuk pada saat matahari terbenam.
Perbedaan kriteria ini berdampak pada perbedaan waktu penetapan awal bulan Hijriah. NU cenderung menetapkan awal bulan lebih cepat dibandingkan Muhammadiyah, karena metode rukyatul hilal memungkinkan hilal terlihat lebih awal.
Meskipun terdapat perbedaan kriteria, kedua organisasi Islam ini tetap berpedoman pada prinsip-prinsip syariat Islam dalam menentukan awal bulan Hijriah. Perbedaan tersebut merupakan bagian dari kekayaan khazanah keilmuan Islam dan menjadi bukti keberagaman dalam praktik keagamaan.
Komentar0