TSAoTSd7Gpr8TUz7TpriBUz6

Telegram Digempur Tetangga RI, Ada Apa Gerangan?

eSafety, regulator keamanan online Australia, telah menjatuhkan denda AUD 1 juta (sekitar Rp 10,3 miliar) kepada Telegram karena keterlambatan dalam menanggapi pertanyaan tentang langkah-langkah yang diambil untuk memerangi konten pelecehan anak dan terorisme di platformnya.

CEO Telegram, Pavel Durov, ditangkap di Prancis atas dugaan kejahatan terkait pelecehan seksual terhadap anak dan perdagangan narkoba, serta kurangnya kerja sama dengan penegak hukum.

Denda ini merupakan bagian dari upaya Australia untuk memastikan keamanan anak di negaranya. Regulator telah meminta perusahaan teknologi besar, termasuk Google, Meta, dan Twitter, untuk melaporkan langkah-langkah yang akan mereka ambil untuk melindungi warga Australia dari konten berbahaya.

eSafety sebelumnya telah menyuarakan kekhawatiran tentang penyalahgunaan fitur live streaming, sistem rekomendasi, dan fitur lainnya oleh ekstremis untuk mempromosikan materi berbahaya.

Regulator menekankan perlunya transparansi dan pengamanan dari perusahaan teknologi untuk mencegah platform mereka disalahgunakan.

Denda ini muncul karena Telegram terlambat memberikan jawaban atas pertanyaan dari Australia selama 160 hari.

Regulator akan meminta hukuman perdata di pengadilan jika Telegram tidak menanggapi pemberitahuan hukuman yang telah dikeluarkan.

eSafety juga khawatir dengan laporan tentang ekstremis yang mencoba memanfaatkan AI generatif dan bereksperimen dengan cara-cara untuk mengambil keuntungan dari teknologi modern.

24 Februari 2025

Komentar0

Type above and press Enter to search.