TSAoTSd7Gpr8TUz7TpriBUz6

28 Tahun & Vonis Kanker Rektum: Kisah Pria Simalungun yang Bikin Kita Harus Lebih Peduli

Fourten Ary Admaja Sinaga, seorang pria berusia 28 tahun dari Tiga Dolok, Simalungun, Sumatera Utara, tengah menghadapi perjuangan berat melawan kanker rektum stadium 3B. Kisah perjuangannya dimulai sejak tahun 2020, dua minggu setelah pernikahannya, ketika ia mulai mengalami gangguan buang air besar.

Menurut Desika Sitorus, istri Ary, awalnya hanya sedikit feses yang keluar terus-menerus, disertai darah dan cairan kuning. Kondisi ini terus berlanjut hingga feses tidak keluar sama sekali. Setelah pemeriksaan biopsi, Ary didiagnosis menderita tumor ganas di rektum pada 1 Maret 2025.

Perjalanan pengobatan Ary sangat panjang dan penuh tantangan. Kemoterapi pertama dilakukan selama delapan siklus dalam enam bulan, diikuti dengan regimen kedua yang juga berlangsung selama delapan siklus dalam waktu enam bulan. Setelah sebulan, ia dirujuk kembali ke RSUP Adam Malik, Medan, untuk kemoterapi lanjutan. Setelah itu, Ary diberikan obat kemoterapi oral sebanyak 24 siklus selama satu tahun, namun tumornya tetap tidak bisa diangkat.

Selain kemoterapi, Ary juga menjalani terapi radiasi sebanyak 25 kali selama lebih dari satu bulan, namun hasilnya tetap tidak memuaskan. Dokter menyarankan untuk menjalani pengobatan di rumah sakit dengan fasilitas lebih lengkap di kota besar karena keterbatasan fasilitas medis di daerahnya. Pada tahun 2021, Desika dan Ary memutuskan untuk kembali ke kampung halaman mereka di Tiga Dolok, Simalungun.

Di kampung halaman, Ary sempat mencoba pengobatan tradisional, namun kondisinya justru semakin memburuk. Ia bahkan harus menggunakan popok setiap hari karena feses yang keluar tidak tertahan, bahkan saat bekerja. Awalnya, Ary masih bisa bekerja sebagai pengemudi ojek daring saat tidak menjalani kemoterapi, namun seiring waktu, kondisinya semakin memburuk hingga tidak bisa lagi bekerja.

Pada tahun 2024, kondisi Ary semakin memprihatinkan. Hasil CT scan terbaru menunjukkan adanya penyempitan di lambung, pembengkakan ginjal, dan gangguan pada liver. Desika mengatakan bahwa suaminya didiagnosis kanker rektum karena faktor genetik. Selain itu, Ary juga didiagnosis batu ginjal dan tuberkulosis (TBC). Operasi pengangkatan batu ginjal pada bulan Juli 2024 mengungkapkan bahwa kanker telah menyebar hingga ke kandung kemih dan paru-paru.

Saat ini, Ary masih menjalani kemoterapi tambahan sebanyak 12 siklus yang belum selesai. Desika, yang sebelumnya bekerja di rumah makan untuk membantu biaya pengobatan, kini terpaksa berhenti bekerja karena harus merawat suaminya yang semakin lemah. Desika mengatakan bahwa kondisi suaminya saat ini sangat memprihatinkan.

Komentar0

Type above and press Enter to search.